Senin, Mei 6, 2024
BerandaPemerintahHarlah Desa Sinunukan V ke-23, Miswando Beberkan Sejarah Pahit Getirnya Menjadi Warga...

Harlah Desa Sinunukan V ke-23, Miswando Beberkan Sejarah Pahit Getirnya Menjadi Warga Transmigrasi

Neracanews | Mandailing Natal – Desa Sinunukan V Kecamatan Natal Kabupaten Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara yang awal mulanya sebagai warga transmigrasi yang dikirim dari pulau Jawa sesuai program pemerintah pusat kala itu.

Pada kegiatan itu dihadiri Kadis Tenaga kerja dan Transmigrasi, Pemerintah Kecamatan Camat Natal beserta Rombongan, Perwakilan Ikades Kecamatan Natal persatuan Kepala Desa, Kepala Desa Sinunukan V , Ketua Koperasi Binakarya, Sejumlah Rombongan dari PT. Sago sebagai bapak angak ( mitra kerja Koperasi Binakarya) dan juga tak ketinggalan sejumlah tokoh desa Sinunukan V beserta masyarakat.

Pada Harlah Desa Sinunukan V yang bertepatan dengan 30 Maret 1999 digelombang pertama berjumlah 100 KK dimana 75 % dari Pulau Jawa dan 25 % dari masyarakat lokal.

Hal ini lah yang dibeberkan salah seorang tokoh pejuang desa Sinunukan V Miswando (mantan Kordes) pada peringatan Harlah yang ke XXIII di desa Sinunukan V Kecamatan Natal.

Miswando dalam penyampaiannya mengatakan,” Kesuksesan yang di capai hari ini tidak seperti membalikkan telapak tangan dan peribahasa yang paling tepat berakit – rakit kehulu berenag – renang ketepian bersakit- sakit dahulu baru senang kemudian, perjuangan dalam mempertahankan lahan di Desa Sinunukan V ini penuh dengan pengorbanan dan penuh dengan ancaman dan teror dan bahkan berjuang dengan mempertaruhkan nyawa yang pada saat itu yang menjadi K.UPTnya waktu itu Rustam Daulay, dan waktu itu kami diturunkan ke sini masih dikelilingi semak belukar dan masih banyak lokasi yang digenangi air.

Lanjut Miswando, memang waktu itu kita masih dibiayai pemerintah dan diberikan segala kebutuhan kita sebagai warga transmigrasi namun banyak juga yang tidak tahan dengan kondisi dan situasi itu karena kalau kiat mau keluar saja waktu itu harus ke Sinunukan I dulu
dengan jarak tempuh yang lumayan jauh tetap kalau dengan niat yang kuat walau dengan rintangan sesulit apa pun kita tetap berjuang waktu itu, dan di gelombang ke duanya waktu itu penambahan sebanyak 100 KK lagi sehingga warga transmigrasi menjadi 200 KK dan K.UPTnya Ibu Karsinah dan yang menjadi Kordesnya bapak Agusman dari Kelurahan Tapus sekarang tetapi itu cuman beberapa bulan saja dan selanjutnya saya diangkat menjadi Kordes dan disitu saya beserta pak Sairin kepala desa sekarang terus berjuang bagai mana kita bisa membangun dan menglah lahan yang sudah diberikan oleh pihak pemerintah.

Awalnya kita jumpa dengan pak Sumpeno Riadi yang saat itu disini sebagai tenaga pendidik (guru) di sekolah SD, dan beliau menyarankan agar kita berkordinasi dengan pak Sago, dan saya bersama pak Sairin berangkat jepasir putih untuk berjumpa dengan pak Sago dengan perjuangan yang gigih alhamdulillah kami bertemu dan waktu itu pak Sago memberikan beberapa masukan dan syarat – syarat untuk mendirikan Perkebunan Plasma harus mendirikan Koperasi terlebih dahulu, dan begitu kami balik ke desa kami langsung bermusyawarah dengan seluruh tokoh dan masyarakat untuk mendirikan Koperasi dan alhamdulilah itu terlaksana itulah Koperasi (KUD) Binakarya sekarang dan seiring berjalannya waktu kami sama pak Sairin terus berjuang walaupun dengan penuh kendala dan rintangan.

Setelah Koperasi Binakarya berdiri dan yang paling patalnya dari persyaratan yang disampaikan pak Sago waktu itu peta kadastral pun masih berada di Medan saat itu dan kami bersama pak Sairin kepala desa sekarang masih tetap berjuang untuk mendapatkan peta tersebut dan pada saat kami berkordinasi dengan Kadis Transmigrasi kabupaten bapak Abu Hanipah saat itu kami sempat dilecehkan dan beliau mengatakan tak semudah yang kita bayang kan untuk mendapatkan itu katanya, namun dengan usaha yang extra kami dengan pak Sairin Alhamdulillah bisa mendapatkan nya walaupun sering mengalami kendala mulai dari makan satu kali sehari, merokok satu batang berdua itu sudah biasa kita rasakan dan yang paling ngerinya setelah kami pegang petanya ongkos untuk pulang pun tak punya.

Namun dengan berkat kerja keras dan perjuangan yang gigih dan berkat kerjasama dengan PT. Sago sampai saat ini alhamdulilah kita dan masyarakat sudah bisa mencicipi hasilnya seperti yang kita rasakan saat ini anggota Koperasi sudah bisa menerima hasil sebanyak Rp.14.500.000 juta / bulan dan dalam hal ini kami berharap kepada pemuda dan masyarakat Sinunukan V agar ini bisa tetap kita pertahankan dan tetap menjaga hubungan baik dengan bapak angkat yang telah membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Sinunukan V,” jelas mantan Kordes.

Menanggapi hal senada Ketua Koperasi Binakarya Wiyono S.Pd juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua kalangan yang telah ikut membantu hingga masyarakat Sinunukan V bisa merasakan kebahagian seperti kondisi sekarang ini, dan juga tidak lupa ucapan terimakasih kami kepada pihak PT. Sago sebagai mitra kerja kami dan juga kepada pihak pemerintah mulai dari Kecamatan sampai kepusat,” jelas Ketua Koperasi Wiyono.

Sementara itu Camat Natal M.Ridho Fahlevi Sangat mengapresiasi hal ini dan beliau berharap hubungan antara Koperasi Binakarya Sinunukan V dengan PT. Sago agar tetap terjaga dan tetap bersinergi.
(Hem Surbakti)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

Most Popular

Recent Comments